Saturday, October 1, 2016

D'BIJIS movie

Sebagian masyarakat Indonesia , terutama pecinta film pasti selalu menunggu film2 terbaru Hollywood tayang di bioskop tiap bulannya. Entah itu genre perang, sci-fi, thriller, horror, comedy, apalagi action.
Lalu gimana dengan film2 lokal alias film buatan orang Indonesia ?
Kalo ane tanya beberapa temen ane, mereka bilang nonton film Indonesia di bioskop itu sama aja kita dengan menyewa sebuah kamar motel buat istirahat beberapa jam..."Soalnya film Indonesia gak bermutu. Bikin ngantuk, ga ada gairah atau emosional nya pas nonton. Apalagi film drama cinta-cinta an gitu, endingnya udah bisa ketebak dari part awal kita nonton, jalan ceritanya gitu2 aja..garink !"
Sianying enak banget tu nyindirnya.. haha !

Tapi menurut ane sih film Indonesia gak melulu payah. Setidaknya ada beberapa film yang cukup menghibur. Meskipun bukan dengan effect-effect canggih ala film Hollywood , namun dari segi drama-komedi sih ane rasa film lokal juga cukup oke.
Salah satunya film D'BIJIS.
Film tentang sebuah band D'Banditz , band glam-rock tahun 90an yang udah bubar. Namun 13 tahun kemudian mereka reuni berkat Asti (Rianty Cartwrigh) . Asti adalah seorang adik dari sang vokalis, Bony (Darius Synatria) yang meninggal diatas panggung saat show mereka yang juga adalah awal dari bubarnya D'Banditz.
Para mantan personel yang udah berubah profesi itu kini coba disatuin lagi oleh Asti.
Serunya tuh disini, saat Asti mulai menemui mereka satu per-satu.
Sang gitaris , Ramon (Tora Sudiro) yang jadi pelayan club dangdut , lalu Gendro (Indra Birowo), drummer yang kini pengangguran dan punya istri galak abiss , kemudian sang bassist Bule (Gary Ishak) yang udah berubah total jadi... transgender a.k.a banci, dan trakhir Soljah , sang keyboardist yang sangat menutup diri dari dunia luar.
Dengan segala usaha dan jalan yang tentunya gak mudah, Asti berhasil nyatuin mereka kembali . Tapi bukan berarti D'Banditz begitu dengan mudah bisa eksis lagi seperti di taun 90an terlebih kini mereka tidak punya vokalis.

Review aja sih... ini film emang pas banget buat orang2 yang suka musik terutama para anak band.
Disini kita bisa liat gimana memang sulitnya perjuangan untuk bangkit dari keterpurukan. Sulitnya nyatuin beberapa karakter manusia untuk jadi satu dalam sebuah band dengan tujuan yang tentunya mesti satu visi & misi.
Namun bukan berati kesulitan itu gak bisa dikalahin.
Dan dari segi entertain atau kocaknya , ane paling pngen ketawa liat Gary Iskak yang jadi banci. Meskipun geli liatnya , tapi akting nya oke banget.
Jadi , udah sepatutnya kita sebagai anak bangsa ikut mengapresiasi juga karya2 anak negri. Ane kadang sedih aja dengan masuknya film2 Hollywood apalagi film Korea , bikin industri film lokal jadi kurang greget. Padahal di setiap film lokal (beberapa) , akan muncul pesan2 moral yang disampaikan dalam bentuk guyon dan drama yang menyentuh. Meski kadang Korea lah yang tetep kita anggap sebagai biang nya film drama. Haha...
Bravo Indonesia !!!